Manusia adalah makhluk sosial. kalimat itu
yang aku temukan pada buku PKN ketika aku dibangku SD sampai di buku Sosiologi
ketika aku dibangku SMA dan melekat diotakku sampai sekarang.
kamu. (kamu/ka·mu/ pron jamak yang diajak
bicara; yang disapa (dalam ragam akrab atau kasar);.
Aku akan selalu bertemu kamu yang berbeda kemanapun
aku melangkah. kamu yang ku sapa dan ku ajak berbicara. seperti halnya aku yang selalu bertemu kamu. mereka yang ku
sebut kamu silih berganti hadir dan pergi. kamu yang memberikan kesan bahagia
yang selalu aku ingat, kamu yang selalu ingin ku temui, kamu yang bahkan ku
harap tak pernah hadir, kamu yang menorehkan luka, kamu yang selalu ada, kamu
yang datang dan pergi, bahkan kamu yang hanya singgah. mereka yang ku sebut
kamu memiliki cerita.
Kamu yang hadir, kamu yang membuatku tersenyum,
kamu yang membuatku menangis, kamu yang membuatku terluka, kamu yang mengobati
lukaku, kamu yang mengecewakanku, kamu yang menyayangiku, bahkan kamu yang
meninggalkanku bisa jadi pribadi yang sama. aku menemukan kamu, aku juga
kehilangan kamu, itu siklusnya. sampai akhirnya aku menemukan kamu yang
bertahan disisiku sampai akhir.
Terkadang aku merasa lelah harus terus menghadapi kamu,
kamu, dan kamu, tapi apadaya pada faktanya aku akan selalu membutuhkan kamu dan
bertemu kamu yang berbeda. terkadang aku harus meminta pengertianmu, dan
terkadang aku harus mngerti kamu. terkadang aku marah karena sikapmu dan
terkadang aku harus meminta maaf karna sikapku. menghadapi kamu pada setiap
permasalahan dan sampai menghadapi kenyataan bahwa aku meninggalkan kamu atau
kamu yang meninggalkan aku. aku dan kamu ditentukan takdir.
Takdir menentukan kamu dan aku. siapa kamu dalam hidupku,
siapa aku dalam hidupmu. aku tidak pernah tau kapan kamu akan hadir? kapan kamu
akan pergi? bagaimana kamu hadir? dan bagaimana kamu akan pergi? bahkan apa
kesan apa yang akan kamu tinggalkan? akankah kamu yang ku sebut cinta? kamu
yang ku sebut luka? kamu yang ku sebut teman? kamu yang ku sebut sahabat? kamu
yang ku sebut pesinggah? atau bagaimana aku akan menyebutnya?
Pada akhirnya takdir akan membawaku kepada kamu yang
ditakdirkan-Nya untuk kusebut takdirku.
so,who's my destiny?
P.R.S
0 comments:
Post a Comment